Skip to main content

Solo Exhibition - SELA SAWALA - 2018 - CG Art Space



Oposisi biner merupakan konsep-konsep  awal yang kita gunakan dalam memahami  realitas. Dua kutub yang berlawanan  dalam sistem ini sepatutnya dipahami  sebagai sebuah kesatuan. Mereka  melengkapi satu sama lain, mereka hadir  berdampingan, mereka ko-eksisten.
Idealnya, kita akan memahami realitas  secara utuh jika kita telah berhadapan  dengan yang negatif dan yang positif.  Sistem pemahaman berlandaskan kontras  ini, sayangnya, mendatangkan sejumlah  problema ketika ia disalahpahami. Masalah-  masalah seperti hegemoni, dominasi,  diskriminasi, peminggiran, dan esktremisme  misalnya, adalah beberapa dampak dari  misinterpretasi tersebut.
Sela Sawala menjadi respon Gabriel Aries  Setiadi dalam merespon problematika  oposisi biner ini. Dengan ‘sela’, Jibril  bermaksud untuk mencari celah-celah dari  ‘sawala’ yang berarti pertentangan atau  perseteruan. Seniman yang akrab disapa  Jibril ini menyatakan bahwa sepatutnya kita  selalu mencari celah-celah negosiasi atas  konflik dan perbedaan yang kita temui.
Melaluinya keseimbangan dan harmoni  dapat mulai dibangun.
Karya-karya Jibril dalam pameran ini  mencoba untuk memperlihatkan bagaimana  keseimbangan dapat dibangun dari  pengolahan material-material yang menunjukkan sifat yang amat bertentangan.  Ia mengolah material natural, utamanya  batu, dan material industrial, seperti resin  dan akrilik, dalam sebuah konfigurasi estetik  yang harmonis. Untuk menjangkarkan  gagasannya, Jibril kemudian kembali  menerapkan strategi representasi dengan  menghadirkan objek-objek domestik yang  lazim di temukan dalam sebuah rumah.
Melalui strategi ini Jibril mencoba untuk  mengingatkan bagaimana pertentangan  dapat ditemui dalam keseharian dan dalam  ruang-ruang intim individu.
Melalui metafor-metafor yang Jibril  ciptakan kita dapat belajar bahwa harmoni  dan keseimbangan tidak selamanya  dicapai hanya dengan kesetaraan, bahwa  pertentangan tidak selamanya diatasi  melalui justifikasi benar dan salah, dan  bahwa harmoni dapat dicapai melalui  kesesuaian. Ketika serba berkesesuaian,  berfungsi selaras dengan peran dan  proporsinya masing-masing, perbedaan  dapat mewujud sebagai relasi mutual dan  tidak menganulir satu sama lain. Modus  artistik beserta metafor interaksi material  yang demikian menjadi ekspresi sublim  Jibril dalam mengutarakan kegelisahannya,  mengingatkan kita tidak hanya keniscayaan  problema kultural di sekitar kita, namun
juga menawarkan perspektif alternatif dalam  menghadapinya.

Ganjar Gumilar
2017
CG Art Space
PADU
136 x 72 x 20 cm
Marble, polyresin, Acrylic sheets
2018 

LAWANG
136 x 72 x 20 cm
Marble, polyresin, Acrylic sheets
2018 

TUMPU
213 x 57 x 53 cm
Marble, polyresin, Acrylic sheets
2018 
PIJAK
71 x 107 x 75 cm
Marble, polyresin,
Acrylic sheets
2018 


SOLO EXHIBITION  
BY GABRIEL ARIES

Nov 24 - Dec 9, 2018
CGartspace
Director
Christiana Gouw
Curator
Gumilar Ganjar
Artist Manager
Aurora Rintya
Project Coordinator
Kristi Sentosa
Artwork Photography
Antonio S. Sinaga
Videography
Rony Sanjaya
Display
ARTES Studio

Comments

Popular posts from this blog

USE YOUR ILLUSION - Edwins Gallery - Jakarta

Proses kreasi saya pada seri karya-karya ini  dimulai dari melihat kemungkinan bentuk dari raw  materials yang mungkin tercapai saat dikombinasikan dengan material lain yang berbeda karakter, warna, ataupun berbeda ukurannya. Buat saya karya ini bicara tentang  bagaimana saya memberikan ilusi itu adalah bagaimana cara kita melihat sesuatu itu bukan hanya dipengaruhi oleh mata tapi juga dipengaruhi oleh pikiran jadi di satu sisi mata mempengaruhi pikiran di satu sisi lain pikiran mempengaruhi mata Pada proses berkarya saat saya menentukan material batu dan berpikir mengenai bentuk apa yang mungkin dicapai oleh material tersebut saat dikomunikasikan dengan material lain.  dititik itu saya berimajinasi, pikiran saya menciptakan sebuah gambaran bentuk yang nantinya akan direalisasikan menjadi kenyataan seperti halnya ilusi di mana kebenaran dibangun dari sugesti visual-visual yang saya dapatkan hadir dari pengalaman estetis yang ban...

POETICAL VECTOR

TRIBUTE to G. SHIDARTA Bagi saya penting bagi seorang seniman dalam satu moment untuk bicara bukan tentang gagasan pribadinya saja. Dengan memberikan diri kesempatan untuk merespon dan membaca ulang kecenderungan karya seniman lain, apalagi seorang maestro dibidangnya, seperti memberi nafas baru dan sudut pandang baru dalam melihat kehidupan.   Sikap G.Sidharta yang selalu mau mencari celah-celah diskusi ditengah-tengah konflik adalah hal yang sangat menginspirasi  saya. keenganannya dikotak-kotakan dalam frame sebuah gaya apapun membuatnya memiliki kebebasan berkespresi dan bereksperimen baik dengan bentuk maupun warna. Walaupun ada beberapa point pendekatan beliau yang saya kurang sepakati seperti pengahargaan terghadap karakter material.  Tapi tidak membuat kekaguman saya luntur akan pencapaian G.Shidarta dan sejarah yang telah beliau ukir sebagai pondasi seni rupa Indonesia - gabriel aries -   KALYPTRA 2020 MARBLE,  LYCAL,  GOLD PLATED 23 X 29...

AINSIJAM (2022)

  Ainsijam  (2022)  by Gabriel Aries  My architectural education shapes my approach to sculpture, consistently integrating considerations of surrounding spaces and public elements. A recent commissioned piece for the Tumurun Museum embodies this approach, with its concept deeply rooted in the cultural heritage of Solo, where the museum is located. The work draws inspiration from the traditions of Solo’s royal court, including elements of color, material, and the city’s historical openness to European influences. Each stage of Gabriel Aries' artistic journey reflects a profound exploration that enriches his spiritual life. The piece titled *Ainsijam*signifies harmony was conceived following his Umrah pilgrimage. The design is influenced by the architectural elegance and material beauty found in structures surrounding the Grand Mosque and the Prophet’s Mosque. The architectural and interior elegance of the Prophet's Mosque, with its harmony of green, white stone, and b...