“PERSONIFIKASI”
Personifikasi/per·so·ni·fi·ka·si/ n (majas) pengumpamaan (pelambangan) benda mati sebagai orang atau manusia.
Contoh : “Tekadnya kuat sekeras batu”
MENGAKUI PERAN TUHAN DALAM PROSES PENGKARYAAN
Melalui “Personifikasi”, saya mencoba untuk mengenali realitas, pengalaman hidup, atau tentang dunia sebagai suatu kenyataan nilai-nilai yang bersifat reflektif. Dalam perspektif semacam itu maka upaya untuk memahami dunia dan realitas dianggap sebagai bagian dari cara untuk mengenal dan memahami persoalan tentang diri. Seseorang —atau para seniman— yang mampu menangkap tanda-tanda pengenal semacam itu akan mampu menemukan cara untuk menghampiri kenyataan eksistensial diri mereka. juga mengajak untuk menempatkan persepsi dan pengalaman mereka mengenai prinsip-prinsip keindahan secara berkesinambungan dan tak terpisahkan dari penghayatan terhadap prinsip kebenaran sebagaimana diajarkan Islam, Dengan menampilakan bentuk Material alam sebagai pengakuan adanya peran Tuhan yang tidak ingin dilucuti,. Dengan cara tetap membiarkan bentuk raw nya muncul sebagai identitas dalam karya.
GAGASAN AKAN RUANG
Seperti halnya karya-karya pada ruang publik yang secara tidak langsung mengharuskannya untuk dapat membangun suasana tertentu dengan menggiring publik yang melihat atau yang berada disekitarnya untuk masuk kedalam suasana tersebut. Saya berupaya menghadirkan kontradiktif antara visual karya dengan kenyataan. pemilihan image batu dengan ukuran besar yang diletakan disudut lantai paling atas (lt5 atau 6?) teater anjung, yang pastinya menghadirkan kesan was-was akan resiko yang akan terjadi, bercampur takut. Dengan pemilihan material wiremesh yang ringan diharapkan dapat memanipulasi kesan beban batu yang berat. Penggunaan lampu LED juga merupakan upaya menghilangkan kesan monoton dan menjemukan dari batu, menjadi lebih berwarna. Tapi disisi lain pemilihan warna biru / BLUE menghadirkan kesan yang tidak ceria, lebih mengarah pada kondisi kontemplatif.
Kondisi kontemplatif, menurut seniman adalah sikap yang paling tepat diambil oleh kita sebagai bangsa. Mencari tau lagi lebih dalam tentang apa yang sebenarnya kita inginkan, sebagai manusia, sebagai mahluk, dan sebagai apapun yang kita inginkan demi satu tujuan yaitu kebaikan dari kehidupan ini secara menyeluruh.
Material yang dipakai adalah wiremesh, material sejenis metal yang ringan secara beban massa, dan cukup lunak untuk dibentuk. Memiliki pori-pori yang memudahkan angin untuk keluar masuk tanpa terjebak, sehingga meminimalisir resiko terjadinya dorongan yang kuat oleh angin yang terjebak yang dapat berakibat fatal jika karya didisplay dengan cara yang direncanakan.
Gabriel Aries Setiadi
2018
Comments
Post a Comment