Dalam karya ini memperlihatkan bagaimana keseimbangan dapat dibangun
dari pengolahan material-material yang menunjukkan sifat yang amat
bertentangan. Dengan mengolah material natural (utamanya batu) dan
material industrial (seperti resin dan akrilik) dalam sebuah konfigurasi
estetis yang harmonis.
Melalui metafor-metafor tersebut, Gabriel mempelajari bahwa harmoni
dan keseimbangan tidak selamanya dicapai hanya dengan kesetaraan,
bahwa pertentangan tidak selamanya diatasi melalui justifikasi benar dan
salah, dan bahwa harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian.
Judul yang saya pakai yaitu “kala” yang bermakna momen dalam Bahasa
Indonesia, serta bermakan “Art”dalam Bahasa Hindia. Sebuah momen
dalam kehidupan selalu terkait langsung dengan gerak (putaran) dan waktu
(momen).
Proses kreasi saya pada seri karya-karya ini dimulai dari melihat kemungkinan bentuk dari raw materials yang mungkin tercapai saat dikombinasikan dengan material lain yang berbeda karakter, warna, ataupun berbeda ukurannya. Buat saya karya ini bicara tentang bagaimana saya memberikan ilusi itu adalah bagaimana cara kita melihat sesuatu itu bukan hanya dipengaruhi oleh mata tapi juga dipengaruhi oleh pikiran jadi di satu sisi mata mempengaruhi pikiran di satu sisi lain pikiran mempengaruhi mata Pada proses berkarya saat saya menentukan material batu dan berpikir mengenai bentuk apa yang mungkin dicapai oleh material tersebut saat dikomunikasikan dengan material lain. dititik itu saya berimajinasi, pikiran saya menciptakan sebuah gambaran bentuk yang nantinya akan direalisasikan menjadi kenyataan seperti halnya ilusi di mana kebenaran dibangun dari sugesti visual-visual yang saya dapatkan hadir dari pengalaman estetis yang ban...
Comments
Post a Comment